Bontang – Kota Bontang merupakan salah satu kota yang tidak lepas dari risiko terhadap bencana, tercatat kebakaran hutan/lahan dan banjir merupakan bencana yang paling sering terjadi di Kota Bontang. Berdasarkan data pada tahun 2023, tercatat bahwa terjadi 48 kali kebakaran hutan, 6 kali kejadian banjir, 4 kali kejadian tanah longsor dan 1 kali kejadian angin puting beliung. Ketinggian pasang air laut dari tahun ke tahun juga terlihat meningkat sehingga masyarakat Bontang yang bermukim di pesisir semakin terdampak.
Pada Senin (29/04/2024) Baperida Kota Bontang mengadakan Lokakarya dan Pelatihan Pengurangan Resiko Bencana dan Ketahanan Perkotaan ( Training Workshop On Disaster Risk Reduction And Urban Resilence ).
Hadir dalam kegiatan ini Asisten Perekonomian dan Pembangunan mewakili Walikota Bontang , Kapolsek Bontang Utara mewakili Kapolres Bontang , Pejabat Manajemen Program dan Pelatih Utama UNDRR GETI ( Mutarika (Mai) Pruksapong, Ph.D. ) selaku Nara Sumber, Pejabat Manajemen Program dan Titik fokus MCR2030 untuk Asia-Pacific ( Sunisa Soodrak ), Koordinator Proyek Nasional Sekretariat UCLG ASPAC, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah Kota Bontang, Perencana Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah Kota Bontang, Hakim Pratama Pengadilan Negeri Bontang Kelas II dan Peserta Lokakarya Pelatihan Pengurangan Resiko Bencana dan Ketahanan Perkotaan.
Lokakarya Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana dan Ketahanan Perkotaan ini diadakan sebagai bagian dari upaya Pemerintah Kota Bontang untuk memperkuat ketangguhan dan kesiapan terhadap resiko bencana. Sebagai salah satu anggota Making Cities Resilient 2030 (MCR2030), Kota Bontang telah berkomitmen untuk meningkatkan pemahaman tentang risiko bencana, mengembangkan strategi meminimalisir bencana dan memperkuat ketahanan infrastruktur serta masyarakatnya.
HUMAS POLRES BONTANG